tradisi mudik sudah tidak asing lagi dinegeri ini, baik dari kalangan bawah, menengah, hingga atas semua merayakan tradisi ini yang bertujuan untuk bersilaturahmi kekampung halamannya masing-masing. bukan tidak ada alasan mereka melakukan hal seperti ini tiap tahunnya, karena memang sedang merayakan hari raya besar bagi umat muslim,
yakni IDUL FITRI yang jatuh pada 1432 H, memang pada tahun ini hari raya idul fitri ini bertepatan pada bulan agustus dimana hari kemenangan juga bagi bangsa Indonesia yaitu hari kemerdekaan Republik Indonesia.
jadi untuk para pemudik, berhati-hatilah dalam mengendarai kendaraannya, karena tidak jarang juga tiap tahunnya kecelakaan diberbagai daerah, oleh karena itu persiapkanlah dengan matang segala sesuatunya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, terlebih pada kendaraan yang akan kita gunakan untuk mudik terutama pada kendaraan roda dua (motor)
karena dari pemerintahpun sudah ada himbauan mengenai para pemudik yang mengendarai kendaraan roda dua sebenarnya tidak dianjurkan, mengingat sudah banyak sekali kejadian demi kejadian setiap tradisi mudik ini berlangsung, banyaknya kasus kecelakaan terbanyak adalah dari pengendara roda dua, dimana himbauan tersebut dikatakan bahwa kendaraan roda dua tidak layak untuk jarak jauh melainkan hanya jarak dekat.
kemudian para pemudik yang nantinya akan kembali kekota (jakarta) dihimbau pula untuk tidak membawa sanak familynya untuk mengadu nasibnya di Jakarta, karena lebih baik membangun dan mencari nafkahnya daerahnya masing-masing.
itulah beberapa hal yag dikatakan dalam selebaran sebagai himbauan pemerintah untuk menertibkan para urbanisasi yang semakin lalam tiap tahunnya membludak dimana dalam mengadu nasibnya dikota-kota besar khususnya jakarta guna memberikan tambahan dalam memberikan nafkah bagi sanak keluarganya.
tetapi pertanyaannya adalah, apakah himbauan ini efektif?
memang sangat dilematis kedengarannya dalam menanggulangi hal ini. bahkan sangat tidak mungkin rasannya menjalankannya, mengingat sudah adakah sosialisasi jauh-jauh hari kepada masyarakat yang jumlahnya jutaan, apakah hingga pelosok daerah pinggiran kota sudah ada realisasi dalam hal ini.
ini baru dari sisi masyarakat kota dimana ketaatan dan kedisplinan rasannya hampir-hampir tidak ada, belum lagi pemerataan didaerah - daerah apakah sudah terpenuhi masyarakat disana mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai penghasilan dari daerahnya, apakah ketaatan dan kedisplinan disini masih harus masyarakat yang mempunyai?
kalau ia, mengapa jawabannya kota jakarta (pemerintahan pusat) selalu dipusingkan dengan kemacetan, banjir, pengangguran, TKI, dan himpitan hidup...lalu bagaimana.
pertanyaannya adalah, siapa yang kopla...???
yakni IDUL FITRI yang jatuh pada 1432 H, memang pada tahun ini hari raya idul fitri ini bertepatan pada bulan agustus dimana hari kemenangan juga bagi bangsa Indonesia yaitu hari kemerdekaan Republik Indonesia.
jadi untuk para pemudik, berhati-hatilah dalam mengendarai kendaraannya, karena tidak jarang juga tiap tahunnya kecelakaan diberbagai daerah, oleh karena itu persiapkanlah dengan matang segala sesuatunya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, terlebih pada kendaraan yang akan kita gunakan untuk mudik terutama pada kendaraan roda dua (motor)
karena dari pemerintahpun sudah ada himbauan mengenai para pemudik yang mengendarai kendaraan roda dua sebenarnya tidak dianjurkan, mengingat sudah banyak sekali kejadian demi kejadian setiap tradisi mudik ini berlangsung, banyaknya kasus kecelakaan terbanyak adalah dari pengendara roda dua, dimana himbauan tersebut dikatakan bahwa kendaraan roda dua tidak layak untuk jarak jauh melainkan hanya jarak dekat.
kemudian para pemudik yang nantinya akan kembali kekota (jakarta) dihimbau pula untuk tidak membawa sanak familynya untuk mengadu nasibnya di Jakarta, karena lebih baik membangun dan mencari nafkahnya daerahnya masing-masing.
itulah beberapa hal yag dikatakan dalam selebaran sebagai himbauan pemerintah untuk menertibkan para urbanisasi yang semakin lalam tiap tahunnya membludak dimana dalam mengadu nasibnya dikota-kota besar khususnya jakarta guna memberikan tambahan dalam memberikan nafkah bagi sanak keluarganya.
tetapi pertanyaannya adalah, apakah himbauan ini efektif?
memang sangat dilematis kedengarannya dalam menanggulangi hal ini. bahkan sangat tidak mungkin rasannya menjalankannya, mengingat sudah adakah sosialisasi jauh-jauh hari kepada masyarakat yang jumlahnya jutaan, apakah hingga pelosok daerah pinggiran kota sudah ada realisasi dalam hal ini.
ini baru dari sisi masyarakat kota dimana ketaatan dan kedisplinan rasannya hampir-hampir tidak ada, belum lagi pemerataan didaerah - daerah apakah sudah terpenuhi masyarakat disana mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai penghasilan dari daerahnya, apakah ketaatan dan kedisplinan disini masih harus masyarakat yang mempunyai?
kalau ia, mengapa jawabannya kota jakarta (pemerintahan pusat) selalu dipusingkan dengan kemacetan, banjir, pengangguran, TKI, dan himpitan hidup...lalu bagaimana.
pertanyaannya adalah, siapa yang kopla...???
Seputar mudik dan lebaran
0 komentar:
Post a Comment